γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€

DATA DIRI

NamaNoah Sohn / 손노아
PanggilanNoah / Sohno
Tempat LahirBali, Indonesia
Tanggal Lahir14 Februari 2005
Jenis KelaminLaki-laki
OrientasiHetero
Golongan DarahB (Rh+)
KewarganegaraanIndonesia
EtnisKorea
StatusPelajar - SMAN 4 DENPASAR
KeluargaSatu (1) Ibu
Domisili DitemukanDenpasar Bali, Indonesia
PendidikanTahun
Gyeonghan High School2021 - Sekarang
SMA Negeri 4 Denpasar2020 - 2021
SMP Negeri 3 Denpasar2017 - 2020
Mahardika Elementary School Denpasar2010 - 2017
Green School Bali2008 - 2010
Platform Sosial MediaUsername
Email[email protected]
WhatsApp / Handphone+62 878 1234 5678
Linenoahsohn
Instagramn.sohn
Twitterdengariaraku
FacebookNoah Sohn

RELASI

Son Sooyeon
Ibu

Seorang
Instruktur Yoga & Barista Cafe

Choi Donghwa
Ayah Biologis

Belum Pernah Bertemu Sebelumnya

Choi Hwaye
Adik Tiri

Belum Pernah Bertemu Sebelumnya

Made Arga Manggala
Sahabat Kecil

Tetangga,
Satu sekolah sejak SD sampai SMA

CATATAN

Tipe Kepribadian MBTI-nya adalah ESFJMemiliki IQ 102Gemar berenang dan berselancar, terlebih ketika sedang ada beban masalah.Olahraga yang dilakukan: yoga, berenang, berselancar, basket, jogging.Jika senggang selalu membantu ibunya di kafe atau merapihkan studio yoga sang ibu.Bisa memasak dan bersih-bersih rumah.Bisa menyulam, sebab sering membantu bisnis kecil tetangganya yang menjual taplak sulaman.Memiliki logat Bali yang tipis ketika berbicara dalam bahasa Indonesia.


Laman ini berisikan tentang data fiksional dari sebuah karakter fiksional. Visualisasi, nama, bisnis, tempat, dan kejadian merupakan buah pemikiran penulis, dan/atau digunakan hanya untuk kepentingan menulis secara fiktif.

γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€

Halaman Selanjutnya

γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€

γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€

LATAR BELAKANG

Choi Hwain, atau dilahirkan dengan nama Sohn Noah, adalah seorang anak yang tak seharusnya dilahirkan. Ia akan merusak tatanan segalanya, maka dari itu 'mereka' pada awalnya, memutuskan untuk memusnahkannya.

Tapi si pengandung memiliki pemikiran yang berbeda, membunuh janin adalah hal yang terlalu kejam baginya. Lantas ia putuskan untuk undur diri dari realitas yang dialami oleh si orang kaya; seorang pria yang membuat kesalahan bersamanya di sebuah pesta ulang tahun salah seorang kerabat.

Son Sooyeon adalah seorang instruktur yoga yang cukup populer di kalangan orang-orang populer. Selebriti? Penyanyi idola? Pebisnis bahkan politisi, banyak orang yang mengandalkannya dalam hal menjaga kebugaran. Suatu malam, dirinya diundang ke pesta ulang tahun salah satu pelanggannya, dan di sana ia bertemu Choi Donghwa. Lelaki itu termasuk ke dalam salah satu jenis lelaki yang paling dihindarinya. Wajah tampan, tatapan merendahkan, dan harta yang jumlahnya mungkin tak bisa Sooyeon bayangkan. Donghwa terlalu berbahaya. Namun malam itu adalah sebuah pengecualian. Satu kali saja, pikir Sooyeon. Mereka tak perlu berurusan lagi setelahnya.

Namun satu pengecualian itu adalah lubang, yang membawa Sooyeon pada gerbang baru di kehidupannya. Ia mengandung, anak dari sosok yang bahkan tanpa perlu ia kenali pun, Sooyeon sudah tahu tak akan mau meluangkan tanggung jawabnya. Terlebih dengan berita yang ia lihat di layar kaca, bahwa tak sampai sebulan setelah kejadian itu, Donghwa menikah dan beberapa bulan setelahnya mengumumkan kehamilan isrinya.

Sooyeon tak mau menghabiskan sisa hidupnya sebagai seorang wanita yang pernah membunuh makhluk tak bersalah, pula ia tak ingin mendapatkan julukan perusak rumah tangga orang terkenal. Choi Donghwa dan setiap jaringannya, serta reputasi dirinya sendiri di negeri ini adalah hal-hal yang harus Sooyeon jauhi, sejauh-jauhnya. Bali adalah tujuannya.

Ketika kandungannya menginjak usia lima bulan, Sooyeon memutuskan untuk terbang ke Bali. Ia pada akhirnya berhasil membesarkan anak yang ia beri nama Noah itu seorang diri, dengan mengajarkan dan menanamkan hal baik, dan hanya hal baik pada dirinya. "Inilah hidup yang menyenangkan" ; "Hidup menjadi orang baik di rumah sederhana dan hangat di tempat yang tak ramai amat" ; "Dengan ibu saja sudah cukup, kan?"

Tidak ada anak buangan, tidak ada anak tak ber-ayah, tidak ada putra gelap Choi Donghwaβ€”pebisnis real estate kelas kakap. Hanya seorang Noah Sohn, pangeran manis Son Sooyeon yang senang membantu ibunya di studio yoga, kafe, dan membantu mengupas bawang tetangga. Seorang anak yang tak pintar tapi berhati baik, cukup baik untuk membuat orang-orang di sekitarnya bahagia. Bukan tak punya ayah, tapi orang tuanya hanya 'berpisah'.

Maka dari itu, ketika sang anak menunjukkan rasa tak cukup terhadap hidup indah yang sudah susah payah Sooyeon bangun untuknya, tak habis pikir ia. Usahanya untuk melindungi anak itu selama enam belas tahun sia-sia sudah, tatkala sang anak bersitegas ingin menyambangi kandang harimaunya.

Choi Donghwa berhasil mengetahui keberadaan anak itu lewat perbincangannya dengan salah satu mantan pelanggan Sooyeon yang membicarakan kehilangannya secara tiba-tiba. Dan kini berlagak baik dengan ingin memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang 'ayah' dengan menjalankan porsi perannya; memberikan kehidupan yang nyaman pada Noah sampai ia besarβ€”sebuah omong kosong, yang Sooyeon pun tak tahu apa motif di baliknya.

Tapi ia pula tak bisa menyalahkan sang anak atas keinginannya untuk mendapatkan apa yang tak betul-betul bisa Sooyeon berikan padanya. Sebuah 'keluarga' yang lengkap, dan harta berlimpah. Setiap kebahagiaan yang Sooyeon tawarkan padanya hanyalah sebuah buah pemikiran yang bias. Yang dibentuk dan diperindah sedemikian rupa. Noah, anak itu mungkin kini sudah cukup dewasa untuk menginginkan kebahagiaan yang nyata, yang konkret adanya. Sooyeon tak memiliki pilihan lain, selain untuk melepaskan tangan si pangeran, demi mempertahankan gelar 'ibu yang baik'-nya.

Noah akhirnya terbang ke Korea Selatan dan hidup di sana sebagai Choi Hwain. Ia disambut dengan hangat oleh sosok ayah yang sudah bertahun-tahun lamanya Hwain nantikan presensinya. Mereka bahkan mengadakan sebuah pesta ulang tahun untuk merayakan kedatangannya. Ya, sebuah pesta ulang tahun di bulan Desember, ketika Hwain lahir di Hari Valentine. Hwain pun tak mengerti kenapa, dan ia tak mau repot-repot memikirkannya. Di sana pesta itu ia bertemu dengan seorang wanita yang memberikannya tatapan tak enak, apa itu istri baru ayahnya?

Tak lupa juga seorang gadis dengan gaun yang indah sedang berdiri di belakang sebuah kue ulang tahun, yang disebut-sebut bernama Choi Hwaye. Tatapan mereka bertemu, dan saat itu pula Hwain tahu di mana ini akan berujung; perang saudara, seperti yang teman-temannya selalu ceritakan. Saling menyerang berebut mainan, kudapan, kasih sayang, perhatian.

Baru beberapa waktu setelahnya, Hwain sadari bahwa yang mereka perebutkan adalah sesuatu yang lebih besar. Warisan. Masa depan yang dijanjikan oleh paman berjas hitam, ketika pertama kali bertemu dengannya. Tentu, Hwain tak akan kalah. Ia harus mendapatkan, apa yang sudah seharusnya menjadi miliknya.

Untuk mengakrabkan diri dengan si lawan yang kini harus ia anggap sebagai saudari kembarnya di depan orang-orang serta agar bisa mempelajari budaya dan cara hidup di Korea Selatan dengan lebih baik, Hwain akhirnya dimasukkan ke Gyeonghan High School oleh sang ayah. Di sana pula ia dititipkan untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa menjalankan perusahaan dengan baik di masa depan. Oh, Hwain benci bagian itu sebab ibunya sekalipun tak pernah menyuruh Hwain untuk belajar, tapi demi menjemput takdirnya, segala upaya akan Hwain lakukan.

Akan tetapi, semakin ia menjalani hidup itu, semakin ia merasa bahwa ada sebuahβ€”banyakβ€”hal yang janggal. Namanya yang diganti, pesta ulang tahun yang terlambat 10 bulan dari hari ulang tahunnya, saudara tiri yang harus ia akui sebagai saudara kembarnya, dan larangan untuk mengungkit soal ibu kandungnya.

Rasanya seperti Choi Hwain dibentuk menjadi seseorang yang baru, dan bukan dirinya.

Apakah semua ini benar akan berakhir baik, seperti yang ia harapkan?


Laman ini berisikan tentang data fiksional dari sebuah karakter fiksional. Visualisasi, nama, bisnis, tempat, dan kejadian merupakan buah pemikiran penulis, dan/atau digunakan hanya untuk kepentingan menulis secara fiktif.

γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€

γ…€γ…€γ…€γ…€γ…€